Bila di
jalan motor Anda mengalami macet atau mogok, maka Anda akan mencari jasa
bengkel untuk memperbaiki motor Anda. Jasa bengkel merupakan salah satu bentuk
perusahaan jasa. Produk yang diberikan oleh perusahaan jasa tidak dapat secara
nyata dipegang atau di bawa pulang, namun produk perusahaan jasa adalah
pelayanan yang dapat Anda rasakan manfaatnya, dapt dinikmati, dan Anda dapat
merasakan adanya kepuasan dari pelayaan tersebut. Berikut ada beberapa contoh
bentuk perusahaan jasa beserta dengan produknya:
Nama Perusahaan
|
Produk
|
Garuda Indonesia
|
Jasa transportasi udara (perhubungan)
|
Bank Mandiri, Danamon, BRI, BNI, dll
|
Jasa perbankan
|
Telkom
|
Jasa komunikasi
|
Lembaga Bantuan Hukum
|
Jasa advokasi
|
Berdasarkan penjelasan
di atas, tentunya Anda sudah dapat mengetahui ciri dari perusahaan jas.
Perusahaan jasa memperoleh laba dengan menjual jasa. Jasa merupakan produk yang
tidak dapat terlihat, tapi dapat dirasakan manfaatnya. Semisal, jasa dokter,
jasa pengetikan, jasa ojek, jasa pengiriman paket dan jasa penitipan anak.
Untuk
mengetahui apakah perusahaan jasa mengalami laba atau rugi, perlu melakukan
proses siklus akuntansi dengan baik dan benar. Berikut gambaran secara umum
siklus akuntansi, baik perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya.
Transaksi => Pencatatan => Pengikhtisaran => Pelaporan
Bukti Pencatatan
Transaksi => Pencatatan => Pengikhtisaran => Pelaporan
Bukti Pencatatan
Bukti pencatatan atau bukti
transaksi berfungsi sebagai dasar untuk mencatat segala akitivitas transaksi
keuangan ke dalam buku perusahaan. Setiap terjadi transaksi keuangan harus
disertai dengan bukti transaksi. Berikut beberapa contoh bukti-bukti pencatatan
transaksi:
1. Faktur
Faktur merupakan bukti transaksi
keuangan yang dilakukan secara kredit. Penjual atau produsen akan mengirimkan
bukti faktur kepada pembeli atau pelanggan dengan merinci harga, dan jumlah
total yang harus dibayar dari produk yang dibelinya. Biasanya faktur akan
dikirimkan setelah barang terkirim. Berikut contoh faktur:
2. Kuitansi
Kuitansi berfungsi sebagai bukti
bahwa produsen atau penjual sudah menerima pembayaran uang.
3. Nota Debit dan Nota Kredit
Nota debit adalah bukti transaksi
yang menjelaskan bahwa telah terjadi penambahan atas hasil transaksi
sebelumnya. Untuk nota kredit menjelaskan sebaliknya, bahwa telah terjadi
pengurangan atas hasil transaksi sebelumnya.
Contoh nota debit
Contoh nota kredit
Dengan adanya transaksi akan
berpengaruh pada persamaan dasar akuntansi, baik berpengaruh terhadap aktiva,
kewajiban dan modal. Walaupun terjadi perubahan, tapi keseimbangan persamaan akuntansi
masih terjaga (jumlah aktiva sama dengan kewajiban ditambah ekuitas). Ini
adalah pencatatan transaksi dengan sistem pembukuan berpasangan. Hal ini
mengartikan bahwa setiap transaksi akan dilakukan pencatatan pada dua sisi yang
berbeda, yaitu sisi debit dan kredit pada akun-akun yang terpengaruh.
Dasar pemikiran dari persamaan
dasar akuntansi adalah aktiva sama dengan kewajiban ditambah ekuitas. Jadi,
jika aktiva bertambah akan diikuti dengan bertambahnya debit dan begitu juga
sebaliknya. Sisi debit tidak selalu terjadi penambahan, tapi bisa saja terjadi
pengurangan. Sama halnya dengan sisi kredit bisa terjadi penambahan atau
pengurangan.
Sebagai contoh:
Pada tanggal 8 Februari Tuan
Victor menginvestasikan uang sebanyak Rp. 10.000.000 dan satu buah kendaraan
dengan harga Rp. 20.000.000 untuk mendirikan sebuah perusahaan jasa bengkel
dengan nomor bukti 001. Berikut analisa dari transaksi tersebut:
- Transaksi tersebut mempengaruhi
akun kas (aktiva), kendaraan (aktiva) dan modal Tn. Victor (ekuitas).
- Ketiga akun kas, kendaraan, dan
modal Tn. Victor menjadi bertambah
- Kas bertambah di catat di sisi
debet, kendaraan bertambah dicatat di sisi debet, dan modal bertambah dicatat
di sisi kredit.
- Kas dicatat sebesar Rp. 10.000.000,-
kendaraan sebesar Rp. 20.000.000 dan modal Tuan Victor sebesar Rp. 30.000.000,-